Simulasi Gerhana Matahari

Fisika Nuklir Jelaskan Fenomena UFO

Setelah setengah abad investigasi, seorang ahli fisika nuklir meyakini bahwa fenomena piring terbang atau UFO dapat dijelaskan secara ilmiah.
"Beberapa UFO adalah pesawat ruang angkasa extraterrestrial yang dikendalikan secara cerdas. Dan ini adalah cerita terbesar abad ini," kata Stanton Friedman, fisikawan nuklir, seperti dilansir Foxnews.com, Kamis 10 Juni 2010.

Stanton Friedman bekerja selama 14 tahun sebagai seorang fisikawan nuklir untuk perusahaan-perusahaan seperti General Electric, General Motors, Westinghouse dan Aerojet General Nucleonics.

Dia bekerja pada program sangat rahasia yang melibatkan pesawat nuklir, fisi dan fusi roket. Pada tahun 1958, UFO menarik perhatian Friedman.

Friedman sendiri sejak masa kuliah telah menelusuri tentang subjek ini di lebih dari 700 perguruan tinggi. Dia juga bereksplorasi dengan kelompok-kelompok profesional di 50 negara dan di seluruh dunia.

"Setelah 53 tahun penelitian, saya yakin di sini kita berhadapan dengan 'kosmik watergate'," kata Friedman kepada AOL News.
Dalam astrofisika, sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer Bumi. Partikel-partikel kosmik berasal dari proses-proses energi tinggi di dalam galaksi, misalnya seperti supernova.

Hampir 90 persen sinar kosmik yang tiba di permukaan Bumi adalah proton, sekitar 9 persen partikel alfa dan 1 persen elektron. Lalu mengapa Freidman menyebutnya 'watergate'?

Istilah 'watergate' itu merupakan sebutan skandal politik di AS yang mengakibatkan pengunduran diri Presiden Richard Nixon. hal ini mengakibatkan krisis konstitusi yang menghebohkan pada tahun 1970-an. Dia menganalogikan, rahasia UFO adalah skandal.

"Itu berarti beberapa orang dalam pemerintah telah mengetahui bahwa beberapa UFO adalah pesawat alien setidaknya sejak 1947".

Friedman, dalam bukunya "Science Was Wrong," bahkan menyatakan memang ada kelompok dan individu yang selalu menolak untuk menguji bukti-bukti mengenai UFO. Menurutnya, itu untuk mendukung anggapan bahwa beberapa UFO berasal dari luar bumi.

Diantara beberapa ilmuwan yang bertahun-tahun diam-diam menyuarakan bumi telah dikunjungi alien, Friedman termasuk yang paling kencang menentang tidak ada bukti UFO.

Salah satu yang ditentang Friedman adalah sikap ilmuwan SETI Instute di California. Dia menilai, ilmuwan-ilmuwan disana selalu bergantung pada asumsi bahwa tidak ada 'seorang' pun datang ke bumi ini.

"Yang benar-benar mengganggu saya adalah bahwa orang-orang SETI akan mengatakan pada anda, bahwa tidak ada bukti mengenai UFO. Yah, mereka tentu saja tidak mengacu apapun, sehingga pasti tidak ada apa pun, benar? salah!"
www.kaskus.us

Sang Fisikawan Indonesia



Pasti temen-temen uda pada tau kan sapa?
yupz bener banget, dia adalah Prof. Yohanes Surya, fisikawan kebanggaan Indonesia, beikut adalah biografi nya.
Yohanes Surya lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963. Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, mengajar di SMAK I Penabur Jakarta hingga tahun 1988 dan selanjutnya menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat (1994).


Walaupun sudah punya Greencard(ijin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika di Indonesia.

Pulang dari Amerika, disamping melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). Dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Pada tahun 2006, seorang siswa binaannya meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura.

Sejak 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibukota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini Yohanes Surya mendirikan Surya Institute. Surya Institute kini sedang membangun gedung TOFI center yang akan menjadi pusat pelatihan guru maupun siswa yang akan bertanding di berbagai kejuaraan sains/fisika.

Yohanes Surya merupakan penulis produktif untuk bidang Fisika/Matematika. Ada 68 buku sudah ditulis untuk siswa SD sampai SMA. Selain menulis buku, ia juga menulis ratusan artikel Fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia dan lain-lain. Ia juga pencetus istilah MESTAKUNG dan tiga hukum Mestakung, serta pencetus pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Selain sebagai penulis, Yohanes Surya juga sebagai narasumber berbagai program pengajaran Fisika melalui CD ROM untuk SD, SMP dan SMA. Ia juga ikut memproduksi berbagai program TV pendidikan diantaranya “Petualangan di Dunia Fantasi”, dan “Tralala-trilili” di RCTI.

Di luar aktifitasnya di atas, Yohanes Surya berkiprah dalam berbagai organisasi internasional sebagai Board member of the International Physics Olympiad, Vice President of The First step to Nobel Prize (1997-sekarang); Penggagas dan President Asian Physics Olympiad (2000-sekarang); Chairman of The first Asian Physics Olympiad, di Karawaci, Tangerang (2000); Executive member of the World Physics Federation Competition; Chairman of The International Econophysics Conference 2002; Chairman the World Conggress Physics Federation 2002; Board of Experts di majalah National Geographic Indonesia serta menjadi Chairman of Asian Science Camp 2008 di Denpasar, Bali. Selama berkarir di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan berbagai award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam bidang pendidikan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Pada tahun 2007, beliau menulis buku "Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia" yang mendapatkan penghargaan sebagai penulis Best Seller tercepat di Indonesia. Dan tahun 2008 mendapat award sebagai Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO. Yohanes Surya juga mendapatkan banyak penghargaan dari Menpora, Radio Elshinta, Harian Merdeka, Metro TV Award, Penghargaan "Icon anak Muda" dari Radio Trax FM, Koran Jakarta Award dan Penghargaan Harian Republika sebagai "Tokoh perubahaan 2009

Yohanes Surya adalah guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan; Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), juri berbagai lomba sains/matematika (XL-com, L’oreal, UKI dsb), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten dan kini Prof. Yohanes Surya menjabat sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Gramedia Group) serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) diseluruh Indonesia.

Sejak tahun 2009 Prof. Yohanes Surya bekerjasama dengan pemda daerah-daerah tertinggal mengembangkan matematika GASING (Gampang Asyik dan menyenangkan), dimana anak-anak daerah tertinggal itu dapat belajar matematika dengan mudah. Siswa yang dianggap "bodoh" ternyata mampu menguasai matematika kelas 1-6 SD dalam waktu hanya 6 bulan. Program ini sekarang sedang diimplementasikan diberbagai daerah tertinggal terutama di Papua.
www.kaskus.us


ShoutMix chat widget

About this blog

Semoga blog ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca smua :)

About Me

Pages

Pengikut